Recent Comments

Edelweiss Jawa, Tanaman Bunga Pegunungan yang Terancam Punah

Gambar I: Bunga Edelweiss Jawa atau Anaphalis Javanica


Bagi yang biasa mendaki gunung mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama tanaman bunga Edelweiss Jawa. Ya, bunga Edelweiss Jawa yang bernama latin Anaphalis Javanica dikenal sebagai tanaman yang tempat hidupnya di daerah pegunungan. Karenanya saat orang-orang pergi menaiki gunung berharap bisa berjumpa dengan bunga ini apalagi bila mengabadikannya dengan jepretan lensa kamera yang di bawa. Akan tetapi keberadaan bunga Edelweiss Jawa sedang menghadapi kepunahan yang cukup serius dikarenakan begitu banyaknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab membawa pulang bunga langka dari tempat asalnya di pegunungan.

Bunga Edelweiss Jawa atau yang biasa disebut dengan nama Bunga Senduro ini merupakan tumbuhan endemik yang tempat hidupnya hanya ada di daerah pegunungan tinggi di Indonesia. Daerah pegunungan yang paling sering didiami oleh bunga Edelweis paling banyak berada di Pulau Jawa dan beberapa di luar Jawa. Adapun nama pegunungannya adalah Gunung Gede daerah Jawa Barat, Gunung Rinjani daerah Lombok, Gunung Pangrango daerah Jawa Barat, dan tempat lainnya. Selain itu bunga Edelweiss hanya hidup di daerah ketinggian yang mencapai 1600 sampa 3500 mpdl. Karenanya untuk menjumpai bunga Edelweise dipegunungan tentu harus berjalan cukup jauh dan melewati medan yang tidak mudah.
 Gambar II: Tanaman Bunga Edeilweiss Jawa dalam jumlah besar

Ciri-ciri bunga Edelweiss yang paling kentara tumbuh saling berdekatan dengan warna putih pada kelopak bunganya dan berwarna kuning dibagian tengahnya. Tumbuhan yang dikenal memiliki banyak cabang ini dikatakan sebagai bunga yang mampu bertahan atau tidak layu hanya saja batangnya akan mengering karena tidak mendapatkan asupan nutrisi. Dikatakan pula bahwa bunga Endelweiss Jawa mampu bertahan dan beradaptasi dengan kondisi tanah pegunungan vulkanik yang tandus. Mampunya bertahan hidup di tanah yang kurang zaat hara dikarenakan bunga Endelweiss Jawa mempunyai akar yang tumbuh di atas permukaan tanah dan ditumbuhi oleh zamur. Dari situlah bunga ini mendapatkan asupan nutrisi yang diperlukan bertahan hidup. Biji-biji yang jatuh dari bunga Edelweiss juga jatuh atau bertebaran tidak terlalu jauh dari bunga indukan. Hal inilah yang membuat tanaman bunga Edelweiss Jawa tumbuh saling berdekatan.

Tanah pegunungan yang dijadikan tempat hidup bunga Edelweiss Jawa juga dimanfaatkan oleh berbagai serangga untuk mencari makan dengan menyantap bunga ataupun mengisap nektar bunganya. Selain itu pula bunga nan penuh pesona ini pun dijadikan taman bermain dan sarang bagi burung-burung Tiung Batu Licik. Adanya tumbuhan bunga Edelweiss Jawa di daerah pegunungan tinggi juga berperan sebagai penyangga erosi yang menimpa tebing gunung saat hujan turun.

Adapun semakin sedikitnya jumlah tanaman bunga Edelweiss Jawa tak terlepas dari mitos yang dikandungnya dan telah dipercayai oleh banyak orang. Mitos-mitos yang santer tersebar dari bunga Edelweiss Jawa yang paling terkenal adalah sebagai bukti ketulusan dan keabadian cinta. Adanya mitos tersebut seperti telah menghiptomis sebagian orang-orang yang pergi mendaki gunung untuk menemukan bunga Edelweiss Jawa dan membawanya pulang untuk diberikan sebagai hadiah kepada kekasihnya. Harapannya satu agar cinta nya dapat seawet bunga Edelweis Jawa yang masih dapat hidup walau tangkainya sudah mulai mengering.

Dengan berkembangnya mitos seperti itulah membuat banyak orang-orang dengan sengaja memetiknya tanpa peduli lagi resiko yang diterima alam tempat tinggal bunga Edelweiss itu berada. Semakin langka nya keberadaan bunga Edelweiss Jawa juga dipengaruhi maraknya aksi kebakaran hutan di daerah pegunungan tempat bunga ini hidup. Alhasil banyak dari bunga ini pun ikut menjadi abu terbakar dengan tanaman lainnya.
Karenanya sekarang ini agar populasi bunga Edelweiss Jawa tidak punah telah banyak aturan yang diterapkan di daerah pegunungan tempat bunga ini tumbuh dengan melarang memetiknya. Dan kalaupun masih ada yang memaksakan untuk membawanya pulang dengan cara diam-diam apalagi sampai mempublikasikannya ke dunia maya. Siap-siap aja akan di bully sebab sudah merusak keasrian lingkungan pegunungan.

Sumber Tulisan:
wikipedia.org
phinemo.com
kompasiana.com

Sumber Gambar:
merbabu.com
hobbycoding.web.id
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment