Gambar I: Kucing Bakau yang bernama latin Prionailurus viverrinus
Gambar II: Kucing Bakau yang lagi mencari makan
Satwa yang hidup di hutan Indonesia agaknya memang sedang mengalami masa ketakutan. Pasalnya sebagian besar satwa liar kita statuusnya sedang menghadapi masa kepunahan akibat maraknya aksi perburuan dan alih fungsi lahan hutan sebagai tempat habitatnya tinggal. Hal ini terbukti menimpa salah satu spesies kucing hutan di Indonesia yang bernama Kucing Bakau.
Prionailurus viverrinus adalah nama latin dari Kucing Bakau yang ditahun 2008 lalu sudah ditetapkan sebagai satwa yang terancam punah oleh International Union for Covervation of Nature (IUCN). Adanya status merah kepada kucing Bakau dapat dilihat habitat yang ditinggalinya telah banyak dialihfungsikan manusia sebagai area pertanian ataupun tambak ikan. Adapun habitat yang biasanya ditinggali oleh kucing Bakau adalah kawasan hutan bakau atau mangrove yang jumlah setiap tahun mengalami penggerusan akibat eksploitasi yang tak terkendali.
Kucing Bakau memiliki ciri-ciri fisik yang tak lebih besar dari Harimau tapi ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan dengan kucing lokal yang biasa dijumpa di sekitar kita atau bisa dikatakan panjang tubuhnya mencapai 57 sampai 70-an cm. Pada tubuhnya terdapat warna putih di bagian bawah tubuhnya dan terdapat warna hitam yang berbintik putih dibagian belakang telinganya. Bagian tenggorokan yang letaknya disekitar dagunya terlihat warna garis gelap. Bentuk wajah kucing Bakau tidak seperti kucing kebanyakan yang terkadang agak melonjong ke depan akan tetapi wajahnya berbentuk datar dengan hidung tidak terlalu mancung dan telinga agak berjarak di antara kepalanya yang berukuran lumayan besar. Hampir seluruh tubuh kucing Bakau diselimuti oleh bintik-bintik hitam dan dilengkapi dengan garis hitam yang mencolok dibagian depan wajah sampai badannya.
Uniknya kucing Bakau adalah bentuk kaki yang dimilikinya terdapat selaput dibagian tapaknya. Fungsi dari selaput tersebut agar memudahkannya dalam berenang di air yang dikitari hutan bakau dan supaya membantunya menangkap mangsa yang berada di air. Kucing Bakau yang biasa mencari makanan di alam liar paling banyak memangsa ikan, binantang air kecil lainnya, tikus, katak, ular, dan anak rusa yang terpisah dari induknya. Selain itu kucing Bakau tidak hanya tinggal di sekitaran kawasan hutan bakau saja melainkan daerah yang berada di pinggiran dekat aliran sungai, rawa, dan tempat perjumpaan pasang surut air laut.
Keberadaan kucing Bakau terdapat di Indonesia dan beberapa negera lainnya di sekitar kawasan Asia. Negara-negara yang menjadi tempat tinggal dari kucing Bakau ialah Vietnam, Thailand, Sri Lanka, Myanmar, Laos, India, Kamboja, Bhutan, dan Bangladesh. Sedangkan di Indonesia sendiri daerah-daerah yang biasanya terdapat kehidupan kucing Bakau paling banyak ada di Pulau Jawa dengan beberapanya terdapat pula di daerah lainnya misalnya Kalimantan.
Semakin berkurangnya populasi kucing Bakau di alam liar tidak hanya dipertegas dari keluarnya peringatan tanda kepunahan oleh IUCN akan tetapi didukung pula dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui PP No. 7 Tahun 1999. Disamping itu diberbagai negara nasib kucing yang kakinya berselaput ini juga sama sialnya seperti yang di Indonesia. Karenanya sudah banyak dilakukan penangkaran yang ditujukan agar populasinya dapat kembali pulih dari ancaman kepunahan. Untuk itu agar jangan sampai kepunahan memakan sisa-sisa dari keberadaan kucing Bakau amat perlu bagi kita agar mampu melindungi habitat tempatnya tinggal dan menyudahi perburuan yang sering menyasar kucing yang kakinya berselaput ini. Semoga.
Sumber Tulisan:
Sumber Gambar:
Terimakasih.
ReplyDeletemaniakucing.com
terimakasih kembali mas Irvando da
Delete